Tanaman Adenium





















  • Adenium membutuhkan cahaya matahari langsung minimal 5 jam perhari. Untuk tanaman muda (di bawah usia 2 bulan) lebih baik diletakkan ditempat yang agak ternaungi.

  • Adenium dapat hidup antara suhu 5-52 derajat c.

  • Penyiraman dapat dilakukan setiap hari jika musim kemarau tiba, namun kurangi penyiraman saat musim hujan.

  • Pemupukan dapat menggunakan pupuk kandang, humus atau kompos yang ditambahkan pada permukaan media tanam setiap 1 bulan sekali. Selain itu dapat digunakan pupuk organik buatan pabrik dalam bentuk tablet atau butiran. Juga pupuk kimia buatan pabrik yang bersifat slow release (tidak mudah larut) seperti Dekastar, Magamp, Osmocote setiap 3 atau 6 bulan sekali.Pupuk daun dapat juga diberikan, seperti Gandasil, Hyponex dll. disamping itu dapat ditambahkan hormon pertumbuhan seperti Atonik, Dekamon dll dengan cara disemprotkan ke sekujur tanaman sebulan sekali.

  • Media tanam : Bisa digunakan pasir + arang + pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Jika tak ditemukan arang bisa digunakan sekam atau bahan lainnya yang mirip sifatnya. Lebih sempurna jika ditambah kapur dolomit secukupnya. Penggantian media tanam dapat dilakukan setiap tahun sekali

    HAMA DAN PENYAKIT














  • Tungau merah adalah musuh besar Adenium. Tandanya: daun gugur dan menguning bagian pucuk. Gunakan akarisida seperti: Kelthane atau Omite.

  • Kutu Kuning dan Kutu Putih: berantas dengan Insektisida seperti Supraside, Decis, Curacron atau Basudin 3 kali seminggu.

  • Nematod. Serangan umumnya terjadi pada akar, ditandai dengan menguning dan gugur daun. Gunakan Furadan 3G untuk pencegahan.

    SERANGAN PENYAKIT














  • Jamur dan Bakteri: Gejalanya : daun menguning dan bercak kecoklatan
    Semprotkan fungisida seperti Benlate, Dithane M45, atau Rdomil. Untuk
    pencegahan: t
    empatkan tanaman di cahaya matahari penuh, bersihkan lingkungan.

  • Drfisiensi unsur hara. Gejala yang sering terjadi adalah pertumbuhan daun lambat, daun menguning tanpa sebab,mudah rontok, bunga tidak sempurna bentuknya dan mudah rontok. Penyebabnya adalah media tanam sudah lama tak diganti atau ph media tanam terlalu asam sehingga mengganggu penyerapan unsur hara. Ganti media tanam.

  • Virus. Gejalanya adalah muncul bercak-bercak yang berwarna lebih muda dari warna daun atau seperti variegata. Belum ada obatnya.



Tanaman Dalam Pot


Tabulampot, Solusi Berkebun Di Lahan Sempit


Kota, Lebih banyak aspal dari pada tanah subur di sana. TaBulamPot, menanam buah dalam pot adalah salah satu solusi untuk tetap bisa berkebun di atas aspal kota. Tren bercocok tanam dalam pot (TaBulamPot) di Tanah Air sudah berkembang sejak 1979. Teknologi tabulampot menjadi alternatif untuk berkebun di Lahan yang terbatas. Pada tabulampot air dan pupuk dapat diserap sampai 80 persen. Sedangkan pada tanaman biasa air dan pupuk menyebar ke sekitarnya. Tinggal di perkotaan tapi ingin memuaskan hobi sekaligus memiliki kebun buah-buahan? Bisa. Ada tabulampot (tanaman buah-buahan dalam pot). Tak perlu lahan yang lapang, cukup di tempat terbatas, dan dapat diatur sesuai keinginan. Dalam kaleng bekas cat, drum, atau wadah-wadah lainya. Mediumnya pun bermacam. Tanah adalah medium yang biasa. Atau, Anda dapat memanfaatkan sekam. Sebenarnya menanam tanaman buah dalam pot sudah lama dilakukan orang. Setelah besar biasanya tanaman dipindahkan ke lahan. Namun, tabulampot baru menjadi tren karena kini dianggap indah, dan bila dibisniskan hasilnya memuaskan. Tabulampot bisa menjadi solusi bagi yang ingin berkebun di lahan sempit. Dengan memanfaatkan lahan yang tidak luas, beberapa jenis tanaman bisa ditempatkan dalam lokasi yang berdekatan. Selain itu, hampir semua jenis tanaman buah-buahan bisa ditanam dalam tabulampot. Seperti sawo, mangga, rambutan, jeruk, belimbing, kedondong, jambu air, nangka, salak, dan lainnya. Hampir semua, bisa kecuali durian, bisa dijadikan tabulampot. Sebab, akar durian tidak fleksibel seperti tanaman lain. Mungkin nanti suatu saat kalau teknologinya sudah ada pasti bisa.Di semua jenis tabulampot, yang paling mudah ditanam adalah mangga dan jambu air. Sedangkan tanaman lainnya perlu ketekunan karena memiliki karakter yang berbeda. Selain itu, pada tabulampot proses berbuahnya lebih cepat dibanding tanaman biasa. Mangga tabulampot, misalnya, bisa berbuah dalam waktu sekitar tiga tahun. Mangga biasa perlu waktu hingga lima tahun.Itu karena tabulampot ditanam di tempat yang terbatas sehingga pasokan air maupun pupuk bisa diatur sesuai keinginan dan tidak tersebar ke mana-mana. Berbeda dari tanaman biasa yang ditanam di atas lahan, pasokan air dan pupuk bisa menyebar ke tempat sekitarnya sehingga kebutuhan tanaman pada dua hal itu berkurang. Pada tabulampot penyerapan air dan pupuk sampai 80 persen. Bila sudah tumbuh besar, tabulampot bisa dipindah ke tempat lain yang lebih besar. Rasa buahnya juga tidak berbeda dari tanaman biasa. Merawatnya juga tidak jauh berbeda dari tanaman biasa yang memerlukan air, pupuk, penggemburan, penyemprotan hama, dan sanitasi lingkungan.

Terbatas

Memiliki tabulampot bukan tanpa kelemahan. Karena peredaran akarnya dibatasi, otomatis kemampuan berbuahnya juga terbatas. Sebatang mangga tabulampot maksimal bisa lima sampai delapan untuk sekali musim panen. Berbeda dari pohon biasa yang jumlahnya bisa banyak. Kalau dipaksakan menghasilkan buah antara tanaman bisa tidak berbuah di musim berikutnya, atau mati. Karena itu, sebaiknya tabulampotnya banyak sehingga jumlahnya sama dengan sebuah pohon biasa. Usia sebuah tabulampot mangga maksimal sekitar 10 tahun. Pohon mangga biasa bisa puluhan tahun. Bagi yang hobi, kendala itu tidak menjadi masalah. Banyak orang yang bisa meraih sukses dengan hobi ini. Bahkan bisa mengembangkannya hingga berbuah dalam jumlah besar. Mengurusnya sama dengan mengurus anak, kata Wahidin Yunus, pengembang tabulampot yang sukses. Ia tertarik menjalankan hobi ini karena memang menyukai tanaman, dan lagipula tabulampot bisa dilakukan di lahan terbatas. Bermodal pekerjaannya di Sudin Pertanian Pemprov DKI dan lahan 1.000 meter persegi di kawasan Cimanggis, Bogor, ia memulai hobinya sejak empat tahun silam. Hobi coba-coba itu tanpa disangka bisa berkembang pesat sampai kini. Wahidin mengatakan memiliki sekitar 100 pohon mangga, semangka, dan beberapa pohon lain seperti kedondong, rambutan, nangka dan sebagainya. Resep keberhasilan bisnisnya ini berkat informasi yang rajin ia serap dari berbagai pertemuan maupun pameran tentang tabulampot dan usahanya yang tanpa henti. Selain itu, Wahidin menerapkan kiat yang sedikit berbeda dari pengembang tabulampot lainnya. Ia menggunakan sekam padi, pupuk, dan tanah merah. Ia menanam tabulampot dengan komposisi 4:1:2 (empat ember sekam padi, satu ember pupuk kandang, dan dua ember tanah merah). ''Cara seperti ini memudahkan kita memindahkan tanaman ke tempat lain,'' ujarnya. Bila tanaman terus berkembang, drum yang digunakan sebagai tempat menyimpan tabulampot jebol karena berkarat. Agar akar tidak tembus ke tanah, Wahidin mengganjal alas drum dengan batu bata secukupnya guna mencegah akar pohon masuk ke dalam tanah.